Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia disingkat KNTI beranggapan bahwa masuknya nelayan China yang dikawal langsung oleh kapal Coast Guard menjadi tanda bahwa China Tiongkok ingin merebut wilayah perairan Natuna dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) milik Indonesia.
Dani Setiawan sebagai Ketua Harian KNTI menyerukan agar pemerintah Indonesia bersikap tegas bahwa masuknya kapal China bukan semata-mata karena adanya klaim hak Natuna sebagai wilayah milik China akan tetapi ada aspek lainnya .
"Ada aspek ekonomi yang lebih luas, Mereka (China) ingin merebut penguasaan jalur yang sangat strategis. Tak hanya sumber daya laut, di sana juga ada migas dan lain-lain," tegas Dani setiawan saat sesi bincang-bincang di Kantor KNTI, Jakarta, pada hari Kamis tanggal 9 januari 2020.
Tolak Negosiasi China
Dani Setiawan pun menghimbau pemerintah Indonesia untuk menolak berbagai ajakan negosiasi dari pihak China. karena, itu akan semakin melemahkan posisi Indonesia untuk mempertahankan haknya di perairan Natuna.
"Landasan apapun perbincangan dengan pemerintah Tiongkok, saya rasa indonedia tidak boleh bernegosiasi. Jadi tidak boleh ada materi tambahan lain. Misalnya ditambahkan dengan Nine-Dash Line sebagai suatu upaya yang perlu didiskusikan," ungkapnya.
"Ada sedikit saja materi negosiasi bergeser, saya kira kecil sekali peluang kita untuk keluar dari ancaman China di laut teritori kita," dia menandaskan.
sumber : Liputan 6
Army 86 Footwear
Produsen sepatu TNI Polri
Cari Sepatu TNI POLRI ASLI ?
Kunjungi Website http://cart.army86.com
